Rabu, 21 Juli 2010

Sekilas Mengenai Tempe




Tempe, makanan yang dibuat dari fermentasi biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Secara umum, kapang-kapang tadi biasa disebut sebagai ragi tempe.

Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Sekedar info, kapang (Inggris: mold) itu merupakan anggota regnum Fungi (jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah dan sebagian besar merupakan anggota dari kelas Ascomycetes.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Ternyata tempe memiliki banyak sekali variasi warna, bisa berwarna coklat (karena digoreng), hitam (karena dibacem), atau bahkan berwarna merah (karena kebanyakan saos :D).

Tempe ini banyak disukai, tidak peduli orang indonesia atau bukan, tua maupun muda. Bahkan kalau boleh, saya menyebut tempe sebagai makanan universal, kenapa? karena bisa dimakan oleh siapapun, kapanpun, dimanapun. Rasanya yang lezat, harganya murah dan mudah didapat (semakin mudah ketika bisa membuatnya sendiri). Apalagi secuil tempe mengandung berbagai unsur bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein, genisten, serta komponen antibakteri bermanfaat untuk kesehatan.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia (ya, benar sekali, universal). Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten). Ya, kadang-kadang kita bingung hak paten disamping menguntungkan sedikit pihak, malah merugikan banyak pihak lain. Kenapa kita tidak bisa mengekspor tempe? penyebab utamanya ya, hak paten itu sendiri, belum lagi banyaknya standar-standar yang jelimet untuk bisa mengekspor makanan rakyat jelata ini.


SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe
(dengan mencantumkan sumber pustaka, walaupun masih amatir dalam dunia per-blog-an, saya telah berusaha untuk tidak merugikan pihak manapun melalui post ini, terima kasih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar